Santo Yohanes dari Salib menjelaskan bahwa pemurnian diri dalam malam gelap merupakan proses mendidik diri dengan rahmat Allah agar kita bisa menjadi pribadi seperti yang diharapkan-Nya. Juga agar kita bisa bersatu dengan Dia. Sebab satu-satunya tujuan akhir setiap insan beriman adalah bersatu dengan Allah. Namun, seperti ditegaskannya, proses ilahi dan mulia ini tidak akan pernah terjadi jika kita tidak membiarkan diri dididik oleh Allah serta tidak ikhlas dan mau masuk ke dalam proses ini. Bertolak dari pengalaman rohaninya, Santo Yohanes dari Salib mengajak kita agar senantiasa menjadikan Allah dan segala kerahiman-Nya sebagai titik tolak segala sesuatu dalam hidup kita. Sebab Allahlah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Dia yang terlebih dahulu mencari dan menemukan kita. Karena itu, kita perlu membalik arah perjalanan hidup kita, bukan lagi dari diri sendiri dan segala kerapuhannya, melainkan dari Allah dan segala kebesaran-Nya. Dalam buku ini, kita akan mengenal sekilas perjalanan hidup Santo Yohanes dari Salib dan menemukan keindahan dinamika ilahi dalam diri kita. Dalam terang ajarannya, kita menemukan bahwa berbagai penderitaan yang kita alami bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk semakin mengenal diri dan mengalami kerahiman Allah. Kesempatan agar relasi kita dengan Allah semakin intim dan mendalam. Kesempatan untuk bertumbuh dalam hidup rohani, dalam hidup yang dikendalikan dan dibimbing oleh Allah. Mengajak dan mendorong kita untuk secara pribadi dan bersama mempelajari, mendalami, menikmati, dan menjadikan pengalaman malam gelap sebagai pedoman dalam ziarah menuju Allah.